Surabaya, 22 Januari 2025 – Dalam upaya memperkuat wawasan kebangsaan dan kebhinekaan global bagi calon guru, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) menyelenggarakan kuliah umum bertema “Sekolah Damai”. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan Gelombang 2 Angkatan Tahun 2024, yang berlangsung secara hybrid di Kampus C UNUSA dan melalui platform Zoom Meeting.

Kuliah umum yang dilaksanakan sejak pagi ini dihadiri oleh peserta PPG dari berbagai daerah, baik secara langsung maupun daring. Acara tersebut dirancang untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebhinekaan global sebagai bekal penting bagi para calon guru. Dalam sambutannya, dosen PPG UNUSA, Akhwani, S.Pd., M.Pd., menekankan pentingnya peran guru dalam membangun harmoni di tengah masyarakat yang penuh keberagaman. Ia juga mengapresiasi semangat para peserta PPG yang terus berupaya meningkatkan kompetensi mereka, tidak hanya dalam bidang akademik tetapi juga dalam penguatan karakter kebangsaan.

Selain Akhwani, kuliah umum ini juga diisi oleh dosen PPG UNUSA lainnya, yaitu Afib Rulyansah, S.Pd., M.Pd. dan Mustofa, S.Pd., M.A., Ph.D., yang turut memberikan pandangan terkait peran strategis guru dalam menanamkan nilai-nilai toleransi di lingkungan sekolah. Para pembicara menyampaikan bahwa calon guru harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebhinekaan sebagai salah satu fondasi utama dalam menciptakan pendidikan yang inklusif dan humanis.

Puncak kegiatan diisi oleh narasumber dari luar UNUSA, Dr. Harmanto, S.Pd., M.Pd., yang menyampaikan materi utama bertajuk “Sekolah Damai”. Dalam pemaparannya, Dr. Harmanto menggarisbawahi pentingnya menciptakan suasana damai di lingkungan sekolah sebagai langkah awal untuk membangun generasi yang menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi toleransi. Ia menyebut bahwa sekolah bukan hanya menjadi tempat untuk transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga wadah untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman. Menurutnya, guru memiliki peran yang sangat strategis dalam menciptakan budaya damai di tengah tantangan globalisasi yang sering kali memunculkan potensi konflik akibat perbedaan.

Para peserta menyambut baik materi yang disampaikan oleh para narasumber. Mereka mengungkapkan bahwa kuliah umum ini memberikan wawasan baru yang relevan dengan peran mereka sebagai calon pendidik. Salah seorang peserta yang mengikuti secara daring menyampaikan bahwa pembahasan tentang “Sekolah Damai” memberikan inspirasi tentang bagaimana menciptakan suasana yang kondusif dan harmonis di lingkungan sekolah.

Melalui kegiatan ini, UNUSA menunjukkan komitmennya untuk mendukung lahirnya generasi pendidik yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga memiliki kesadaran tinggi terhadap pentingnya membangun budaya damai dan menghargai keberagaman. Dengan bekal ini, para calon guru diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang menciptakan harmoni di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.