Surabaya, 26 Juni 2025 — Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) kembali menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan ruang-ruang diskusi ilmiah yang berkelas internasional. Pada Kamis, 26 Juni 2025, FKIP UNUSA menyelenggarakan kegiatan International Webinar bertajuk “The Implementation of Artificial Intelligence in Education” yang bertempat di Ruang Seminar Kampus C UNUSA.

Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid, yakni melalui platform Zoom Meeting dan siaran langsung (live streaming) YouTube, serta dihadiri secara langsung oleh peserta di lokasi. Webinar ini bersifat terbuka untuk umum dan gratis, dan berhasil menarik perhatian banyak peserta, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Terlihat antusiasme tinggi dari peserta yang berasal dari berbagai negara, termasuk Filipina, Malaysia, dan Thailand, menegaskan bahwa kegiatan ini memang bertaraf internasional.

Dalam kegiatan ini, panitia menghadirkan empat narasumber dari empat negara berbeda, yaitu:

  1. Dr. Drs. Djuwari, M.Hum dari Universitas NU Surabaya, Indonesia,

  2. Dr. Randy Tudy dari University of Southeastern Philippines, Filipina,

  3. Dr. Sawitri Suwanaroa dari Rajamangala University of Technology Lanna, Thailand, dan

  4. Prof. Dr. Muhammad Kamarul Kamarudin dari Universiti Sains Malaysia, Malaysia.

Webinar ini menghadirkan pembahasan yang mendalam mengenai konsep dasar Artificial Intelligence (AI), serta bagaimana penerapannya dalam dunia pendidikan di berbagai negara. Para narasumber membahas peluang dan tantangan AI dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran, personalisasi pendidikan, serta bagaimana pendidik dan institusi pendidikan dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat.

Dr. Djuwari, yang hadir langsung di lokasi acara, membahas bagaimana AI bisa membantu memperkaya metode pembelajaran dan pengambilan keputusan di dunia pendidikan. Prof. Dr. Muhammad Kamarul dari Malaysia juga hadir langsung di Surabaya, membagikan pengalaman dan studi kasus dari Malaysia mengenai integrasi AI dalam sistem pendidikan tinggi.

Sementara itu, Dr. Randy Tudy dari Filipina dan Dr. Sawitri Suwanaroa dari Thailand menyampaikan materi mereka secara daring melalui Zoom. Keduanya memaparkan bagaimana negara masing-masing mulai memanfaatkan AI untuk meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk dalam aspek administrasi pendidikan, sistem evaluasi, hingga pembelajaran adaptif.

Kegiatan ini disambut antusias oleh para peserta baik yang hadir secara luring maupun daring. Selama sesi diskusi, banyak pertanyaan diajukan kepada para narasumber, terutama dari peserta asal Filipina yang menunjukkan keaktifan luar biasa dalam berdialog dan berdiskusi seputar materi yang disampaikan.

Ketua panitia webinar menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuka wawasan peserta mengenai perkembangan AI dalam dunia pendidikan yang kini menjadi isu global, serta mendorong kolaborasi internasional di antara akademisi, pendidik, dan mahasiswa.

“Melalui forum ini, kami ingin mahasiswa dan dosen bisa melihat bagaimana implementasi AI tidak hanya menjadi topik teknologi, tetapi juga menjadi strategi penting dalam pembelajaran masa depan,” ujar ketua panitia.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya FKIP UNUSA dalam menyiapkan insan pendidikan yang adaptif terhadap perubahan teknologi, serta terus membangun jejaring global dalam bidang pendidikan dan penelitian.

Dengan berakhirnya kegiatan ini, FKIP UNUSA berharap dapat terus menghadirkan ruang akademik yang inklusif dan berwawasan internasional, demi mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan responsif terhadap era digital.