Sidoarjo, 25 Februari 2025 – Inovasi dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) terus berkembang guna meningkatkan partisipasi siswa dalam aktivitas fisik. Salah satu upaya terbaru datang dari Sunanto, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), yang memperkenalkan permainan Sirkuit Estafet Kardus kepada para guru PJOK SD di Kecamatan Candi, Sidoarjo.
Permainan ini dirancang untuk memberikan alternatif pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa, sekaligus menanamkan nilai gotong royong dan kemandirian. Kepala SDN Candi, Anita Wanodiya, menekankan bahwa kreativitas dalam mengajar PJOK menjadi semakin penting di era digital, di mana anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan perangkat elektronik. Menurutnya, pendekatan inovatif semacam ini dapat membantu meningkatkan kebugaran dan keterlibatan siswa dalam kegiatan fisik.
Metode Pelatihan yang Terstruktur
Pelatihan ini dilakukan secara bertahap, dimulai dengan sesi daring melalui Zoom yang membahas konsep dan aturan permainan. Sesi ini memberikan gambaran mendalam mengenai manfaat serta cara menerapkan permainan Sirkuit Estafet Kardus di lingkungan sekolah. Setelah memahami teori, para peserta mengimplementasikan metode tersebut di sekolah masing-masing dan membagikan pengalaman mereka dalam sesi tatap muka yang berlangsung secara interaktif.
Lima guru PJOK dari berbagai sekolah dasar di Kecamatan Candi turut serta dalam pelatihan ini, yaitu:
- Junanto dari SDN Sidodadi
- Moch. Afif Ardiansyah dari SDN Gelam 2
- Agus Setiawan dari SDN Sugihwaras
- Abdul Rochman dari SDN Tenggulunan
- Langgeng Tri Sampurna dari SDN Sumokali
Para peserta tidak hanya memperoleh teori mengenai permainan, tetapi juga terlibat langsung dalam praktiknya. Melalui sesi ini, mereka bisa memahami secara nyata bagaimana permainan ini dapat diterapkan di kelas serta menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi siswa di sekolah masing-masing.
Hasil yang Positif dan Menjanjikan
Hasil dari penerapan permainan ini menunjukkan bahwa siswa menjadi lebih aktif dan semangat dalam berpartisipasi. Para guru melaporkan bahwa metode ini tidak hanya meningkatkan kebugaran fisik, tetapi juga menumbuhkan kerja sama serta kemandirian di antara siswa. Salah satu peserta, Langgeng Tri Sampurna, menyatakan bahwa permainan ini berhasil membuat siswa lebih kompak dan antusias dalam menyelesaikan tantangan.
Selain itu, beberapa guru juga mencatat bahwa permainan ini dapat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan motorik mereka. Aktivitas fisik yang dilakukan dalam permainan ini menuntut ketangkasan, keseimbangan, dan koordinasi yang baik, sehingga memberikan manfaat lebih dalam perkembangan motorik siswa.
Harapan untuk Masa Depan
Keberhasilan pelatihan ini membuktikan bahwa pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa. Dengan pendekatan yang lebih kreatif dan inovatif, guru dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Diharapkan, inovasi seperti Sirkuit Estafet Kardus dapat terus dikembangkan dan disebarluaskan agar semakin banyak sekolah yang mengadopsi metode serupa.
Ke depan, pelatihan serupa diharapkan dapat mencakup lebih banyak sekolah dan guru, sehingga dampaknya dapat dirasakan lebih luas. Selain itu, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga pendidikan, untuk terus mendorong inovasi dalam pembelajaran PJOK agar semakin menarik dan efektif bagi generasi muda.
Komentar Terbaru